Katasawang sinawang adalah sebuah ungkapan bahasa jawa tentang perilaku membanding bandingkan. Artinya jangan mudah silau dan iri melihat orang lain yang kelihatannya mewah dan gemerlap hidupnya. Hidup sejatinya hanya memandang dan menduga-duga. Dibalik gemerlapnya hidup seseorang pasti menyimpan problem yang disembunyikan, karena tidak ada
Renungan Hidup “Sawang Sinawang” Selain Allah Kehidupan Dunia Itu Tiada yang Pasti. Bagi yang terlelap mengejar dunia sejenak saja kita merenung. Hidup di dunia memang sering melenakan. Apa itu “sawang sinawang”? Istilah bahasa jawa tersebut sering muncul di layar HP kita. Sawang sinawang memiliki makna simpel yaitu hanya Allah SWT yang pasti. Kekayaan, kecantikan, jabatan, anak-anak dan sederet keindahan di dunia tidaklah berujung pada kepastian kecuali disandarkan pada ini layak hadir di tengah-tengah kesibukan dunia kita. Apa yang akan menjadi amalan terbaik kita sebagai bekal nanti? Sekaranglah saatnya memikirkan hal itu. BACA JUGAAmalan-amalan Penggugur DosaKegemaran Raja Salman saat BerliburMARILAH SEJENAK KITA MERENUNG!!!Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat. Ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan. Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian. Ternyata ia begitu menikmati badai ujian dalam melihat hidup sahabatku begitu sempurna. Ternyata ia hanya berbahagia “menjadi apa adanya”.Aku melihat hidup tetanggaku beruntung. Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk aku merasa tidak perlu iri hati dengan rejeki orang lain. Mungkin aku tak tahu dimana rejekiku. Tapi rejekiku tahu dimana kau riski. Kau akan datang karena Tuhan kita telah memrintahkan dirimu datang yang Maha Rahman menjamin rejekiku, sejak 9 bulan 10 hari aku dalam kandungan keliru bila berkeyakinan rejeki dimaknai dari hasil bekerja. Karena bekerja adalah ibadah, sedang rejeki itu kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal lupa bahwa hakekat rejeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah tak selalu terletak pada pekerjaan kita, sang Pencipta menaruh berkat sekehendak-Nya. Ikhtiar itu perbuatan. Rejeki itu kejutan. Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rejeki akan ditanya dan digunakan untuk apa? Karena rejeki hanyalah “Hak Pakai”, bukan “Hak Milik”Kebaikan-kebaikan kita di dunia yang tidak disandarkan pada-Nya bukanlah menjadi catatan amal. BACA JUGA Keistimewaan hari Jumat yang Sering Dilupakan. [M. Anis –Arti sawang sinawang, sumber foto Tuaindeed by masyarakat di Jawa, pasti sudah sering mendengar atau mengucapkan kalimat sawang sinawang. Arti sawang sinawang berkaitan dengan petuah hidup yang perlu menjadi perenungan, tidak hanya bagi orang Jawa, namun juga suku buku Narasi Negeri oleh Nurul Khotimah 2021, sawang Sinawang merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa “Sawang” yang artinya “Lihat atau Pandang”. Sekilas, maknanya sama dengan memandang antara satu dengan orang yang agar dapat memahami arti kata sawang sinawang, maka tidak cukup jika hanya dengan mengartikan kata per katanya saja. Pasalnya, sawang sinawang mengandung makna filosofis tersendiri yang hanya bisa dipahami jika ditelaah lebih Sawang SinawangBagi masyarakat Jawa, sawang sinawang memiliki makna filosofi yang cukup penting untuk dijadikan sebagai renungan. Kata tersebut bermaksud untuk memberi nasehat agar kita tidak terlalu sibuk melihat kehidupan orang lain dan mengabaikan keberuntungan di dalam hidup diri sinawang juga mengajak kita agar lebih mudah mengucap syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan di dalam hidup. Dengan memperbanyak syukur, maka kita tidak akan mudah mengeluh saat menghadapi cobaan atau itu, kalimat Bahasa Jawa tersebut juga mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur dan tidak membandingkan hidup diri sendiri dengan hidup orang lain yang dianggap lebih sawang sinawang, sumber foto Brosa by dasarnya, sawang sinawang sangat erat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sering kali, orang merasa bahwa kehidupan orang lain terlihat lebih baik, entah dari segi kekayaan, tempat tinggal, kendaraan, hubungan, pekerjaan, atau yang rumput tetangga memang terlihat lebih subur dibanding rumput di rumah sendiri. Padahal, kita tidak pernah tahu bagaimana perjuangan orang tersebut hingga mampu berada di posisi yang memang “sawang sinawang”. Apa yang terlihat memang terasa lebih baik. Begitu pula orang yang kita anggap hidupnya baik tersebut, bisa jadi juga menyimpan rasa iri dengan tetangga Anda adalah orang yang kaya karena memiliki pekerjaan yang mapan. Namun, dia adalah seorang yang tidak memiliki anak, sehingga hidupnya sangat Anda menganggap hidup orang tersebut sangat beruntung, sebenarnya orang tersebut juga menganggap bahwa hidup Anda jauh lebih beruntung. Sebab, Anda bisa hidup bersama istri dan anak-anak yang lucu. Sehingga, hidup Anda terasa jauh lebih berwarna dan makna kata sawang sinawang. Apa yang kita lihat mungkin sangat berkilau. Namun, orang yang kita lihat tersebut juga menganggap bahwa hidup kita tidak kalah berkilau—tentu saja dari sudut pandang yang lain.Sekalilagi, hidup ini memang benar selalu sawang sinawang. Akan tetapi yang disawang jangan hanya terlihat indahnya saja, pengalaman yang enggak enaknya juga harus disawang. Sebuah keseimbangan untuk selalu memaknai hidup secara bijak. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sawang sinawang atau dalam bahasa Indonesia memiliki makna melihat dan dilihat. Tetapi untuk dapat memahami arti dari kata sawang sinawang tidak cukup dengan mengartikan kata per katanya saja. Sawang sinawang merupakan penggalan dari filosofi Jawa yang berbunyi "Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang" yang memiliki arti "Hakikat hidup itu hanyalah persoalan tentang cara pandang melihat kehidupan". Ungkapan tersebut sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa dan memiliki makna filosofis yang mendalam. Sawang sinawang memiliki pesan mengenai cara mensyukuri hidup yang dijalani dengan melihat kehidupan orang lain. Kerap kali rasa iri timbul saat melihat pencapaian-pencapaian yang dilalui orang lain membuat seseorang merasa bahwa hidup kita ini tidak berarti Apalagi bagi mahasiswa semester akhir seperti saya dan beberapa dari kalian, melihat keberhasilan orang lain bukannya turut bahagia malah berakhir dengan membanding-bandingkan. Hal ini tentunya terjadi karena umumnya membicarakan keberhasilan seseorang lebih mudah jika dilihat dari sudut pandang diri sendiri, terlepas dari ketidaktahuan usaha dan kerja keras apa yang telah sosial disebut-sebut menjadi ajang sawang sinawang dalam era modern ini. Media sosial juga kerap menjadi tempat bagi orang-orang untuk membanding-bandingkan diri mereka dengan orang lain. Padahal yang terlihat di media sosial belum tentu seindah dan senyata dengan yang sebenarnya terjadi di kehidupan aslinya. Namun faktanya, disadari atau tidak media sosial tak ubahnya sebuah buku diary yang dapat dilihat oleh berbagai orang. Mulai dari mengunggah foto makanan, menampilkan model pakaian terbaru atau menginfokan kegiatan apa yang sedang dilakukan. Tentu saja tidak ada peraturan yang melarang hal tersebut, apalagi di era media sosial kebutuhan eksistensi sudah dianggap manusiawi. Selain eksistensi, sebagian generasi milenial juga menggangap hal-hal tersebut sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian yang telah didapatkan bukan pamer loh ya, jadi wajar jika seseorang memposting hal-hal tersebut dengan alasan sebagai reward atas kerja keras yang telah dilakukannya. Bagi orang yang melihat kelebihan dan pencapaian orang lain dari segi positif, kelebihan dan pencapaian orang lain akan membuatnya lebih termotivasi dan membuatnya semakin terpacu untuk menjadi lebih baik lagi. Selain itu, mereka juga akan beranggapan bahwa keberhasilan orang lain bukanlah suatu ancaman bagi dirinya. Misalnya beberapa tokoh sukses yang menceritakan proses panjangnya yang penuh rintangan hingga puncaknya dimana ia bisa di sebut sukses dan bisa mengispirasi orang lain. Namun lain cerita jika seseorang melihat keberhasilan orang lain dengan impuls negatif, belum lagi suasana batin yang sedang terpuruk. Akibatnya justru akan timbul rasa iri, dengki dan merasa hidup tidak adil, yang pastinya hal tersebut memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental seseorang. Contoh dari sawang sinawang ini misalnya jika ada seseorang yang bergelimang harta tetapi keluarganya berantakan, sedangkan tetangganya adalah orang berpenghasilan sedikit namun memiliki keluarga yang harmonis. Dilihat dari sini apakah orang kaya tersebut hidup bahagia ? belum tentu, karena bisa saja orang kaya tersebut menginginkan keluarga harmonis seperti tetangganya itu. Contoh lainnya, jika seorang pelajar menganggap temannya sebagai beban mental karena temannya merupakan mahasiswa dari suatu perguruan tinggi ternama, sedangkan dirinya hanya bisa masuk perguruan tinggi biasa hingga ia selalu dibanding-bandingkan dengan temannya. Jika dilihat sekilas, temannya yang masuk perguruan tinggi ternama terkesan lebih beruntung dibandingkan dengan dirinya, namun jika dilihat dari sisi lain, ternyata perguruan tinggi ternama perlu biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan perguruan tinggi biasa. Hingga untuk membiayainya, orang tua rela menjual berbagai macam aset harta yang dimilikinya. Sedangkan bagi ia yang tidak memerlukan biaya yang relatif mahal untuk kuliahnya, secara tidak lagsung ia justru dapat membantu perekonomian orang tuanya karena biaya kuliah yang lebih di titik inilah, hakikat sawang sinawang mencapai puncaknya. Melihat keadaan orang lain dari satu sisi, padahal hanya dengan melihat satu sisi saja tidak dapat menggambarkan secara utuh situasi yang sebenarnya. Terlebih lagi ungkapan sawang sinawang dalam bahasa Jawa dapat memiliki nilai positif, ketika didasari sikap bersangka baik pada orang lain. Bahwa kita tidak baik cepat-cepat menilai dan menghakimi orang lain hanya berdasar kesan dan penglihatan, tetapi kita juga tidak dibenarkan menyelidiki dan serba ingin tahu tentang kehidupan pribadi memandang orang lain dan dipandang orang lain sering ditemui dalam kehidupan atau bahkan anda yang mengalami. Tahukah anda mengapa hidup mulai terasa tidak adil ? tentu saja hal itu terjadi karena anggapan tersebut dimulai dari membandingkan kehidupan satu sama lain. Sementara itu, membandingkan adalah aktivitas tanpa garis akhir, masalah dimana rumput tetangga nampak lebih hijau muncul ketika seseorang lupa tentang rasa syukur. Namun yang sering kita lupa dan menjadikan kita lupa akan rasa syukur adalah boleh jadi kehidupan yang selama ini kita keluh kesahkan mungkin adalah kehidupan yang orang lain impikan. Lihat Humaniora Selengkapnya . 233 78 445 417 80 297 135 418